Furniture Online Terpercaya

Mimbar Minimalis – Ada sesuatu yang begitu menenangkan saat melangkahkan kaki ke dalam masjid tua yang masih terawat dengan baik. Udara di dalamnya seolah membawa kita mundur ke masa lalu. Bau kayu, gema lantunan ayat suci, dan tentu saja, mimbar klasik yang berdiri anggun di sisi mihrab semuanya menyatu menciptakan suasana yang syahdu dan khidmat. Tapi belakangan ini, ada satu tren yang cukup menarik perhatian: mimbar masjid klasik yang dipercantik dengan sentuhan lampu hias. Dan jujur saja, ini bukan sekadar hiasan; ada makna dan dampak besar di baliknya.

Baca juga:5 Langkah Mudah Memilih Jasa Pembuatan Mimbar Masjid Berkualitas

Kalau dulu mimbar lebih banyak dibiarkan polos, kini mulai banyak yang diberi tambahan lampu-lampu kecil yang dipasang secara hati-hati. Bukan sembarang lampu tentu saja—bukan yang mencolok seperti lampu pesta atau warna-warni yang menyilaukan mata. Yang dipilih biasanya adalah lampu LED hangat, temaram, kadang dipasang tersembunyi di balik ornamen ukiran. Tujuannya? Bukan cuma biar cantik. Tapi juga agar atmosfer di sekitar mimbar terasa lebih hidup, lebih sakral, dan mengundang rasa hormat yang lebih dalam.

Mimbar itu sendiri, biasanya terbuat dari kayu jati tua keras, kuat, dan punya corak alami yang memesona. Ada ukiran-ukiran khas Timur Tengah atau Nusantara yang menghiasi tiap sisinya. Kadang berbentuk geometris, kadang floral, atau bahkan kaligrafi ayat-ayat pendek. Nah, saat ukiran-ukiran ini disinari dari bawah atau samping dengan cahaya hangat, mereka memunculkan bayangan yang menari-nari halus. Efeknya luar biasa. Rasanya seperti menyaksikan kisah dari masa silam yang hidup kembali.

Saya pernah melihat langsung salah satu mimbar semacam ini di sebuah masjid di daerah Solo. Masjidnya sederhana, tapi mimbar kayunya benar-benar luar biasa. Ukiran bunga melingkar di bagian sandaran, tiang-tiang kecil seperti menara, dan di atasnya ada semacam kubah kecil. Tapi yang membuat saya terdiam sejenak adalah cahaya redup yang menyelinap dari bawah tangga mimbar, memancar ke arah lantai. Seperti ada aura lembut yang menyelimuti tempat itu. Bukan terang benderang, tapi cukup untuk membuat mata fokus dan hati terasa damai.

Banyak yang mungkin bertanya, apa pentingnya menambahkan lampu pada mimbar? Bukankah fungsi utamanya sebagai tempat khatib berkhutbah? Betul, secara fungsional mimbar tak berubah. Tapi, masjid bukan sekadar tempat shalat. Ia adalah pusat spiritual, tempat manusia mencari ketenangan, tempat hati yang letih menemukan semangat baru. Sentuhan visual seperti cahaya—jika digunakan dengan bijak—bisa membantu menguatkan pengalaman spiritual itu. Kadang, cahaya hangat yang memancar pelan dari mimbar bisa mengantar jamaah lebih mudah masuk dalam suasana tafakur.

Sentuhan lampu juga bisa memperjelas detail mimbar itu sendiri. Misalnya, saat khatib naik dan berdiri di atasnya, pencahayaan yang tepat akan menyoroti wajah dan tubuhnya dengan lembut, memudahkan jamaah melihat ekspresi dan gerak bibirnya. Di saat yang sama, lampu juga bisa memancarkan nilai estetika yang menyatu dengan arsitektur masjid itu sendiri. Bukan mengganggu, tapi mendukung. Bukankah keindahan juga bagian dari iman?

Tentu, pemilihan lampu tak bisa asal-asalan. Ini bukan soal “semakin terang semakin bagus”. Bahkan, kadang yang terlalu terang justru merusak suasana. Idealnya, lampu hias yang digunakan adalah jenis warm white dengan watt rendah—cukup untuk menciptakan efek lembut, tapi tidak menyilaukan. Penempatannya juga perlu diperhatikan, supaya bayangan yang dihasilkan tidak menutupi detail ukiran, tapi justru menekankannya.

Bagi pengurus masjid yang ingin menerapkan konsep ini, saran saya: jangan buru-buru. Lihat dulu karakter mimbar yang ada. Apakah bentuknya cocok diberi sentuhan lampu? Apakah kayunya masih alami atau sudah dicat ulang? Apakah ada ukiran yang bisa dipertegas dengan permainan cahaya? Kadang, cukup dengan dua atau tiga titik lampu kecil yang tersembunyi di balik bagian tertentu, efeknya sudah bisa terasa. Tak perlu mewah atau mahal, yang penting pas.

Kelebihan lainnya dari penggunaan lampu hias ini adalah bisa sekaligus membantu konservasi dan perawatan. Bagian bawah mimbar yang biasanya gelap kini jadi lebih terang, sehingga lebih mudah dibersihkan. Debu-debu yang menumpuk akan lebih mudah terlihat dan dibersihkan. Selain itu, lampu juga bisa mencegah lembab yang terlalu tinggi asal pemasangannya tidak membuat kayu terlalu panas tentunya.

Tentu saja, tidak semua orang langsung setuju dengan konsep ini. Ada juga yang merasa bahwa menambahkan lampu pada mimbar adalah berlebihan, bahkan mungkin terasa seperti “memamerkan”. Tapi, kembali lagi ke niat dan cara penerapannya. Jika dilakukan dengan niat baik, untuk memperindah tanpa mengurangi rasa hormat dan khidmat terhadap fungsi mimbar, saya rasa tak ada salahnya. Bahkan justru bisa jadi inspirasi bagi masjid-masjid lain untuk lebih peduli pada estetika ruang ibadah.

Dan siapa bilang estetika itu tak penting?

Dalam sejarah Islam sendiri, kita bisa lihat betapa seni dan keindahan begitu dijaga. Dari arsitektur masjid-masjid agung di Turki, Iran, hingga Maroko, semua penuh ornamen indah, pencahayaan lembut, dan detail yang memanjakan mata. Itu semua menunjukkan bahwa Islam pun memuliakan keindahan sebagai bagian dari ibadah.

Mimbar masjid klasik dengan sentuhan lampu hias, dalam pandangan saya, adalah bentuk pertemuan harmonis antara tradisi dan inovasi. Ia tetap setia pada bentuk lamanya kayu, ukiran, tinggi menjulang. Tapi ia juga tak takut menerima sedikit sentuhan baru untuk memperkaya suasana. Layaknya seorang tua yang bijak, tapi tetap terbuka pada cahaya zaman.

Pada akhirnya, mimbar bukan sekadar tempat berdiri. Ia adalah simbol. Simbol ilmu, simbol khotbah, simbol tuntunan. Maka pantas jika kita memperlakukannya dengan penuh cinta dan perhatian. Dan jika itu bisa dilakukan dengan menambahkan seberkas cahaya lembut yang menari di balik ukiran, kenapa tidak?

Karena kadang, cahaya sekecil apapun kalau datang dari niat baik bisa menerangi hati yang gelap.

Jika Anda membutuhkan podium atau mimbar untuk ruang ibadah Anda. Kami ahli dalam pembuatan podium dan mimbar dari kayu jati, stainless, atau akrilik. Dengan pengalaman dan bahan berkualitas, kami siap mewujudkan desain impian Anda. Tim kami akan bekerja sama dengan Anda untuk memastikan setiap detail yang perlu dipertimbangkan. Dari podium tradisional hingga mimbar modern, kami menyediakan solusi sesuai kebutuhan Anda. Hubungi kami di halaman ini sekarang untuk konsultasi. Percayakan kepada kami untuk memberikan sentuhan elegan dan fungsionalitas yang Anda butuhkan di dalam ruang ibadah Anda.